twitter
    Find out what I'm doing, Follow Me :)

Selasa, 27 Desember 2011

"TEORI BUNUH DIRI " EMILE DURKHEIM



  Teori Bunuh Diri (Suicide) 
      Durkheim memilih studi bunuh diri karena persoalan ini relative merupakan fenomena konkrit dan spesifik, di mana tersedia data yang bagus cara komparatif. Akan tetapi, alasan utama Durkheim untuk melakukan studi bunuh diri ini adalah untuk menunjukkan kekuatan disiplin Sosiologi. Dia melakukan penelitian tentang angka bunuh diri di beberapa negara di Eropa. Secara statistik hasil dari data-data yang dikumpulkannya menunjukkan kesimpulan bahwa gejala-gejala psikologis sebenarnya tidak berpengaruh terhadap kecenderungan untuk melakukan bunuh diri. Menurut Durkheim peristiwa-peristiwa bunuh diri sebenarnya merupakan kenyataan-kenyataan sosial tersendiri yang karena itu dapat dijadikan sarana penelitian dengan menghubungkannya terhadap sturktur sosial dan derajat integrasi sosial dari suatu kehidupan masyarakat.


      Durkheim membagi tipe bunuh diri ke dalam 4 macam:
1)      Bunuh Diri Egoistis
Tingginya angka bunuh diri egoistis dapat ditemukan dalam masyarakat atau kelompok di mana individu tidak berinteraksi dengan baik dalam unit sosial yang luas. Lemahnya integrasi ini  melahirkan perasaan bahwa individu bukan bagian dari masyarakat, dan masyarakat bukan pula bagian dari individu. Lemahnya integrasi sosial melahirkan arus sosial yang khas, dan arus tersebut melahirkan perbedaan angka bunuh diri. Misalnya pada masyarakat yang disintegrasi akan melahirkan arus depresi dan kekecewaan. Kekecewaan yang melahirkan situasi politik didominasi oleh perasaan kesia-siaan, moralitas dilihat sebagai pilihan individu, dan pandangan hidup masyarakat luas menekan ketidakbermaknaan hidup, begitu sebaliknya.
Durkheim menyatakan bahwa ada faktor paksaan sosial dalam diri individu untuk melakukan bunuh diri, di mana individu menganggap bunuh diri adalah jalan lepas dari paksaan sosial.
2)      Bunuh Diri Altruistis

Apabila bunuh diri egoistis disebabkan oleh relasi negatif dengan masyarakat atau kelompok, bunuh diri altruistis adalah kebalikannya. Kini yang bersangkutan sedemikian menyatukan diri dengan nilai-nilai grupnya dan sedemikian berintregasi, hingga diluar itu ia tidak mempunyai identitas. Pengintegrasian yang menyangkut seluruh hidup seseorang, memandang hidup diluar grup atau dalam pertentangan dengan grupnya sebagai tidak berharga. Kalau seorang anggota yang berintregrasi kuat dengan grupnya mengalami suatu hal yang membuat hidupnya dengan hormat tidak mungkin lagi didalam group, ia akan lebih cenderung untuk mengakhirinya.
3)      Bunuh Diri Anomic
Anomi ( kekaburan norma, tanpa norma) adalah keadaan moral, dimana orang yang bersangkutan kehilangan cita-cita, tujuan, dan norma dalam hidupnya. Nilai-nilai yang semula memberi motivasi dan arah kepada perilakunya, tidak berpengaruh lagi. Bunuh diri ini terjadi ketika kekuatan regulasi masyarakat terganggu. Gangguan tersebut mungkin akan membuat individu merasa tidak puas karena lemahnya kontrol terhadap nafsu mereka, yang akan bebas berkeliaran dalam ras yang tidak pernah puas terhadap kesenangan.
Bunuh diri ini terjadi ketika menempatkan orang dalam situasi norma lama tidak berlaku lagi sementara norma baru belum dikembangkan (tidak ada pegangan hidup). Contoh: bunuh diri dalam situasi depresi ekonomi seperti pabrik yang tutup sehingga para tenaga kerjanya kehilangan pekerjangan, dan mereka lepas dari pengaruh regulatif yang selama ini mereka rasakan.
Contoh lainnya seperti booming ekonomi yaitu bahwa kesuksesan yang tiba-tiba individu menjauh dari struktur tradisional tempat mereka sebelumnya melekatkan diri.
4)      Bunuh Diri Fatalistis
Bunuh diri ini terjadi ketika regulasi meningkat. Durkheim menggambarkan seseorang yang mau melakukan bunuh diri ini seperti seseorang yang masa depannya telah tertutup dan nafsu yang tertahan oleh disiplin yang menindas. Contoh: perbudakan.

                                    Hubungan Empat Jenis Bunuh Diri menurut Durkheim
Integrasi
Rendah
Bunuh diri egoistis
Tinggi
Bunuh diri altruistis
Regulasi
Rendah
Bunuh diri anomic
Tinggi
Bunuh diri fatalistis


Johnson, Doyle P.1988.Teori Sosiologi Klasik dan Modern.Jakarta: Gramedia.
KJ. Veeger. 1986. Realita Sosial. Jakarta: Gramedia.
Ritzer, George.2004.Teori Sosiologi.Bantul: Kreasi Wacana.








2 komentar:

  1. super sekali.....bagus....bagus...

    BalasHapus
  2. super sekali ya teori nya.. bisa buat pegangan untuk menganalisis kasus bunuh diri.. :D

    BalasHapus