twitter
    Find out what I'm doing, Follow Me :)

Minggu, 25 Desember 2011

BERBAGAI AKTIVITAS DI PASAR TRADISIONAL SEBAGAI MATA PENCAHARIAN


Pasar tradisional merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli secara fisik disuatu tempat. Pasar tradisional biasanya menjual barang kebutuhan sehari- hari. Keadaan pasar tradisional berbeda dengan pasar modern, keadaan pasar tradisional biasanya:
1.      Bentuk bangunan sederhana.
2.      Kebersihan pasar kurang terjaga.
3.      Pasar tradisional biasanya terdiri dari toko - toko dan los- los. Toko menjual aneka pakaian, tas, sepatu sedangkan los- los menjual sayuran.
Pada masyarakat desa, banyak yang memilih berdagang di pasar tradisional sebagai mata pencaharian mereka. Hal itu dikarenakan pasar tersebar dimana- mana, mulai dari setiap kecamatan, kabupaten, provinsi pasti ada pasar tradisional.
Namun masyarakat tidak  hanya berdagang menjual barang- barang saja di pasar tradisional, banyak pula aktivitas yang dilakukan di pasar sebagai mata pencaharian bagi masyarakat.
Disetiap pasar pasti terdapat perbedaan dan persamaan antara pasar satu dengan pasar lain. Perbedaan ini bisa dilihat pada 3 pasar yang telah saya teliti menggunakan metode penelitian Generalizing Approach.
Generalizing Approach merupakan metode penelitian pada beberapa obyek penelitian secara serempak dalam waktu tertentu. Dalam hal ini saya membandingkan antara Pasar Bringharjo, Pasar Bantul dan Pasar Niten Bantul. Penelitian itu saya lakukan dengan tujuan untuk melihat persamaan dan perbedaan diantara ketiga pasar tradisional tersebut. Hasil observasi tersebut dapat dilihat sebagai berikut

  • Pasar Beringharjo
Pasar Beringharjo merupakan pasar tradisional tersebesar di Yogyakarta. Pasar ini terletak di pusat kota Yogyakarta maka termasuk pasar daerah apabila dilihat dari luas kegiatannya. Sedangkan apabila dilihat berdasarkan waktunya, pasar Beringharjo ini termasuk  pasar harian, karena pasar Beringharjo merupakan pasar yang setiap hari menyediakan barang – barang kebutuhan sehari – hari. Pasar Beringharjo mulai digunakan sebagai transaksi ekonomi mulai tahun 1925.  
Bahasa yang digunakan di pasar beringharjo sebagian besar para pedagang menawarkan dagangan mereka dengan menggunakan bahasa Indonesia, meskipun ada juga pedagang yang berdagang dengan menggunakan bahasa Jawa. Selain menggunakan 2 bahasa yang berbeda tersebut ada juga yang menggunakan bahasa asing. Hal itu dikarenakan pengunjung pasar tidak hanya berasal dari Yogyakarta saja, melainkan mereka berasal dari berbagai kota, provinsi bahkan dari luar negeri.
Aktivitas masyarakat di pasar Beringharjo yang terbanyak adalah berdagang menjual barang. Barang – barang yang diperjualkan di pasar bringharjo mayoritas adalah pakaian batik atau kain – kain batik. Hal itu dikarenakan Pasar Bringharjo terletak di pusat kota Yogyakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta terkenal dengan batiknya. Di pasar Beringharjo juga banyak yang menjual sepatu, sandal, tas, aksesoris, serta makanan atau jajanan pasar. Namun penjual di pasar ini menjual barangnya secara terspesialisasi, yaitu di bagian dasar para penjual yang menjual pakaian batik hanya menjual pakaian dengan motif batik saja, tidak menjual pakaian yang lain. Penjual gorden juga hanya menjual berbagai macam gorden dengan berbagai motif dan ukuran. Begitu juga dengan yang lain, para pedagang hanya menjual satu jenis barang saja.
Di lantai 2, terdapat berbagai aksesoris serta toko - toko pakaian. Di toko ini biasanya dijual pakaian, jilbab, dan sepatu yang merupakan cabang dari toko – toko yang sudah terkenal di Yogyakata. Sedangkan dilantai 3 terdapat barang – barang antic yang dijual serta barang bekas.
Selain barang ada juga yang menjual jasa, misalnya banyak kita jumpai masyarakat yang mengabdikan diri sebagai kuli gendong. Para kuli gendong tidak memandang hasil dari kerja mereka, karena mereka selalu menerima berapapun upah yang mereka terima dari menggendongkan barang- barang dagangan para pedagang. Para kuli gendong di pasar bringharjo tidak pernah pulang meskipun tempat tinggal mereka jauh dari pasar, namun para kuli gendong tersebut tidur di pasar Bringharjo lantai 3.  Selain kuli gedong banyak juga para tukang becak yang menawarkan diri. Di pasar Bringharjo terdapat pula tukang servis jam dan tukang kunci sebagai mata pencaharian.
Di pasar Beringharjo tidak hanya ditemukan para penjual atau pedagang saja, namun ada pula orang yang meminta- minta serta pengamen yang keliling ataupun menetap di suatu tempat supaya mendapatkan uang untuk mencukupi kehidupan mereka.
Kelebihan yang ada di pasar Bringharjo salah satunya terdapat pos dan para informan yang  bertugas memberi informasi atau memandu para pengunjung.



  • Pasar Bantul
Pasar Bantul terletak di Kabupaten Bantul, atau tepatnya di jalan Bantul. Tujuan dibuatnya pasar Bantul salah satunya adalah untuk mensejahterakan warga masyarakat khususnya di Kabupaten Bantul melalui berdagang. Berdasarkan waktunya  pasar Bantul termasuk pasar harian karena pasar terjadi hampir setiap hari meskipun puncak keramaian ataupun seluruh pedagang  menjual dagangannya ketika pasar “Kliwon” dan hari Minggu.
Bahasa yang dipergunakan masyarakat dalam berkomunikasi di pasar Bantul mayoritas berbahasa jawa (ngoko, kromo) walaupun ada pula yang menggunakan bahasa Indonesia. Di pasar Bantul terdapat para pedagang yang menjual barang namun biasanya  tidak terspesialisasi seperti di pasar Beringharjo, hal tersebut terlihat pada pejual pakaian, yang mana pakaian yang dijual mulai dari batik, pakaian anak sampai dewasa dijual oleh satu pedagang. Penjual tas juga biasanya merangkap dengan menjual sepatu. Selain itu di pasar Bantul juga terdapat orang yang  menjual barang bekas/setengah pakai misal: barang elektronik, perhiasan, acecories, onderdil sepeda.
Selain menjual barang di pasar Bantul juga dapat dijumpai aktivitas masyarakat sebagai kuli panggul, meskipun hanya sedikit. Selain itu banyak pula yang bermata pencaharian sebagai tukang parkir di halaman pasar serta tukang becak. Tukang kunci serta servis jam juga dapat dijumpai di halaman pasar.  Ada pula pedagang yang menjual hewan serta tanaman, misalnya: berbagai macam jenis burung, ayam, unggas, namun tempat penjualan hewan tersebut tidak berada pada pusat pasar melainkakn berada pada sisi belakang pasar. Sedangkan tanaman yang dijual di pasar Bantul meliputi : tanaman hias, tanaman buah dan sayuran. Di pasar Bantul juga terdapat orang yang meminta- minta serta mengamen untuk mendapatkan uang.


  • Pasar Niten Bantul
Pasar Niten Bantul merupakan pasar tradisional yang terletak di jalan raya Bantul. Pasar ini terbagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian pasar umum / untuk pedagang barang kebutuhan sehari-hari dan pasar Klithikan untuk para pedagang yang berjualan barang setengah pakai. Berdasarkan waktunya pasar ini termasuk pasar harian, karena pasar Niten ini berlangsung hampir setiap hari, namun puncak keramaian pasar ini hanya pada waktu pagi hari dan dibagian pasar klitikan pada waktu malam hari.
Bahasa percakapan yang digunakan pelaku di pasar niten mayoritas menggunakan bahasa daerah / jawa dan menggunakan bahasa Indonesia. Barang yang diperjual belikan di pasar Niten mmeliputi : kebutuhan sehari-hari, seperti pakaian, sembako, sayuran, buah dan jajanan pasar.   Para pedagang yang menjual barang di Pasar Niten biasanya tidak terspesialisasi, hal tersebut terlihat pada pejual pakaian, yang mana pakaian yang dijual mulai dari batik, pakaian anak sampai dewasa bahkan juga merangkap menjual tas dan sepatu.
Dipasar Niten juga terdapat para pedagang yang menjual barang setengah pakai hal ini dikarenakan sudah disediakan tempat khusus untuk para pedagang seperti itu. Selain itu, di pasar Niten juga terdapat kuli gendong, jasa reparasi jam, dan tukang parkir.
Pasar Niten mempunyai kelebihan, di pasar ini terdapat dua bagian bangunan yaitu bangunan yang diperuntukan untuk pedagang yang menjual kebutuhan sehari-hari, dan bangunan yang satunya diperuntukan untuk pedagang barang setengah pakai atau disebut pasar klithikan. Sehingga hal ini mempermudah masyarakat yang berkunjung untuk mencari barang yang mereka butuhkan.
Perbedaan dan persamaan tersebut bisa dilihat sebagai berikut
No
Hal yang dibandingkan
Nama Pasar
Bringharjo
Bantul
Niten Bantul
1.
Jenis pasar tradisional
2.
Barang yang diperdagangkan:



  • Busana, sepatu, tas
√ *
  • Perhiasan , aksesoris
-
  • Jajanan pasar ( makanan, minuman)
  • Sembako
  • Barang bekas
  • Hewan ternak
-
-
3.
Kuli gendong / kuli panggul
4.
Tukang kunci
-
5.
Penjual keliling
6.
Pengamen
7.
Pengemis
8.
Reparasi Jam
9.
Bahasa
√*
Keterangan:  * =          penjual menjual barang dagangan lebih terspesialisasi
                                    bahasa yang digunakan selain bahasa Jawa dan Indonesia ada juga menggunakan bahasa Inggris.
Ø  Kesimpulan
Pasar tradisional merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli secara fisik disuatu tempat. Banyak masyarakat yang beraktivitas di pasar tradisional sebagai mata pencahaarian untuk  memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Berbagai aktivitas yang terdapat dipasar tradisional antara lain para pedagang yang menjual barang, jasa, serta terdapat pula pengamen dan orang meminta-minta sebagai mata pencaharian mereka. Hal itu dapat dijumpai di tiga pasar tradisional yang berada di Yogyakarta yaitu : Pasar Beringharjo, Pasar Bantul, Pasar Niten.
Diantara pasar tradisional satu dengan yang lain tentu ada persamaan dan perbedaannya mulai dari aktivitas yang ada dipasar tradisional tersebut, bahasa yang digunakan dan barang serta jasa yang diperjual belikan. Didalam ketiga pasar tersebut ada  pasar yang mempunyai kelebihan, yaitu pasar Beringharjo yang mempunyai pos informasi untuk membantu memberikan informasi kepada para pengunjung. Sedangkan dipasar Niten Bantul terdapat dua bagian tempat didalam satu area pasar yaitu bagian untuk pedagang umum dan bagian satunya untuk pedagang barang bekas (Klithikan).
Persamaan dari ketiga pasar tersebut terletak pada adanya aktivitas masyarakat yang lain selain berdagang, yaitu para pengamen, kuli gendong, serta orang meminta – minta. Selain itu, barang yang diperdagangkan juga banyak yang mengalami persamaan, antara lain pakaian, tas, sepatu, jajanan pasar, sayuran serta barang bekas.
Perbedaan yang terlihat dalam tiga pasar tersebut terletak pada jenis-jenis barang yang dijual, perbedaan tersebut ada pada pasar Bantul yang mana barang-barang yang diperjual belikan tidak hanya barang kebutuhan sehari-hari, tetapi juga ada penjual hewan ternak dan tanaman hias.
Dengan demikian dengan menggunakan metode Generalizing Approach, kita bisa menemukan beberapa persamaan serta perbedaan mengenai hal- hal yang ada di pasar. Yaitu mulai dari aktivitas masyarakat yang ada di pasar, bentuk bangunan, bahasa yang digunakan serta barang – barang yang diperdagangkan di pasar.







3 komentar:

  1. Bagus tulisannya. Di saya ada tulisan ini http://www.anakadam.com/2016/08/ekonomi-pasar/ Terimakasih.

    BalasHapus
  2. Bagus tulisannya. Di saya ada tulisan ini http://www.anakadam.com/2016/08/ekonomi-pasar/ Terimakasih.

    BalasHapus