Gambaran
umum Lava Tour
Lava tour merupakan tempat objek wisata
yang berupa daerah yang terkena dampak erupsi merapi. Wisata lava tour
menyuguhkan pemandangan hamparan pasir pasca erupsi Merapi tahun 2006. Pada tahun 2006 tersebut terjangan lava dan awan panas mampu
merobohkan dinding penghalang bagian selatan yang disebut geger boyo (punggung buaya) sehingga material panas tersebut
kemudian menimbun bumi perkemahan Kaliadem kawasan yang tertimbun bekas lahar
merapi. Tempat
tersebut resmi dijadikan lava tour oleh
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman pada tahun 2008.
Mulai tahun
2010 obyek wisata lava tour tidak hanya di Kaliadem, namun dusun
yang biasa menjadi tujuan wisata lava tour
adalah Kinahrejo, Ngrangkah, Pangukrejo yang berada di wilayah Desa
Umbulharjo. Sedangkan lokasi wisata Lava
Tour di Desa Kepuharjo, antara lain di Dusun Kopeng, Jambu, Kaliadem, Petung,
Manggong, serta sejumlah dusun-dusun di pinggir Kali Gendol, Kalikuning
dan Kali Opak yang masih berada di wilayah Kecamatan Cangkringan..
Keberadaan desa-desa wisata di daerah tersebut
didatangi ribuan wisatawan untuk melihat bekas wilayah yang dilanda awan panas
dan lahar dingin saat erupsi Merapi
yang terjadi pada tanggal 26 Oktober - 5 November 2010. Daerah yang yang terkena dampak erupsi merapi yang
paling parah ialah yang menjadi tujuan utama para wisatawan.
Dari desa- desa ini wisatawan dapat secara langsung melihat keadaan daerah yang
dilalui lahar saat letusan gunung berapi. Setiap wisatawan yang masuk ke wisata
lahar dipungut biaya Rp 5000/ orang dan biaya parkir Rp 2000/ kendaraan roda dua.
Keterangan yang kami dapatkan dari salah satu pengurus dana retribusi masuk
obyek wisata yaitu Pembagian hasil
retrebusi 20 persen untuk tiap kepala keluarga, 50 persen untuk Karang Taruna
dan 5 persen untuk komunitas, 3 persen untuk desa serta 10 persen untuk dana
sosial masyarakat. Lava tour
memberikan rezeki tersendiri bagi para korban erupsi merapi.
Erupsi merapi yang terjadi pada tahun
2010 kemarin
merupakan erupsi terbesar dalam kurun waktu 100 tahun terakhir. Sebanyak 14 desa habis
terlahap letusan gunung merapi. Yaitu desa Kalibening, Kaliurang, Kapuhan,
Keningar, Lencoh, Ngargomulyo, Paten, Samiran, Sengi, Sewukan, Sumber,
Seruteleng dan Tlogolele.
Perubahan
sosial budaya
Pasca erupsi merapi membuat mereka yang
tertimpa bencana kehilangan fondasi kehidupan, mulai dari lapangan pekerjaan,
rumah tempat tinggal, perlengkapan hidup, hingga transportasi yaitu akses jalan
yang terputus akibat terjangan lahar
merapi. Masyarakat yang kehilangan tempat tinggal, meninggalkan kampung
halamannya dan mengungsi ketempat yang lebih aman. Secara umum bentuk
perkampungan di daerah pegunungan yang biasa tersebar, dan interaksi diantara
sesama anggota masyarakat kurang intense, sekarang berubah menjadi pemukiman
yang memusat pada shelter pengungsian yang membuat interaksi serta hubungan
antar anggota masyarakat lebih erat.
Letusan merapi yang begitu dahsyat
beberapa bulan kemarin menyebabkan banyak anggota masyarakat di daerah lava
tour yang kehilangan tempat tinggal. Warga yang kehilangan rumah sebagai tempat
tinggal di tampung pada shelter- shelter pengungsian, yaitu diantaranya gondang
1, gondang 2, dan gondang 3. Tiap unit shelter dibangun dengan biaya
antara enam hingga tujuh juta rupiah, dengan luas bangunan 36 meter persegi,
lantai semen, dinding bambu, tiang utama bambu dan atap seng. Tiap unit terdiri
dari dua kamar tidur, satu ruang keluarga, dilengkapi dengan sarana Mandi Cuci
Kakus dan enam titik lampu. Pendirian hunian sementara ini sangat membantu pera
korban erupsi merapi yang kehilangan tempat tinggal.
Bencana alam merupakan faktor penyebab
perubahan sosial yang sangat besar dampaknya. Lingkungan alam sangatlah
mempengaruhi sendi kehidupan suatu masyarakat sehingga, bila terjadi perubahan pada lingkungan
maka dampaknya adalah terjadinya perubahan sosial terhadap masyarakat tersebut. Bencana alam merupakan penyebab suatu bentuk perubahan
sosial yang tidak dikehendakioleh suatu masyarakat terkait dan adanya lava tour
berawal dari sesuatu yang tidak dikehendaki yaitu bencana alam.
Lava tour terbentuk dengan diawali oleh sebuah bencana alam yaitu erupsi gunung
merapi yang menelan banyak koraban dan kerugian.
Perubahan
sosial yang terjadi pada masyarakat kawasan lava tour berlangsung dengan
cepat, karena setelah bencana erupsi merapi masyarakat harus segera
menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan yang baru yang secara otomatis
merubah tatanan kehidupan anggota masyarakat. Perubahan sosial yang terjadi
dengan cepat, menyebabkan sebuah kebingungan dan menimbulkan suatu kejutan
kebudayaan atau cultural shock bagi masyarakat. Perubahan-
perubahan sosial yang terjadi pada kehidupan
sosial
masyarakat kawasan daerah
lava tour antara lain, perubahan pada pola interaksinya, perubahan matapencahariandan sistem ekonomi, sistem kemasyarakatan,
dan organisasi- organisasi sosial.
Pola pemukiman
warga daerah lereng pegunungan umumnya
berpencar dan tidak teratur, begitu juga dengan pola pemukiman masyarakat di lereng gunung merapi yang
sekarang ini menjadi kawasan wiasata lava tour. Setelah adanya bencana erupsi
merapi yang mengharuskan mereka berkumpul dalam satu area pemukiman yang telah
dibuat oleh pemerintah maupun LSM- LSM yang memberi bantuan berupa tempat
tinggal sementara, merubah pola pemukiman masyarakat yang berimbas pada pola
interaksinya. Pada saat memiliki nasib yang sama yaitu sedang menghadapi suatu
masalah yang sama dan harus mencari jalan keluar bersama, maka rasa solidaritas
dalam kelompok (ingroup) pada masyarakat dari berbagai desa di lereng gunung
merapi yang mengungsi meningkat. Hal ini dapat menambah keharmonisan dan
menghilangkan ego individu satu dengan yang lainnya. Selain itu, solidaritas
dari luar kelompok (out group) juga meningkat, biasanya masyarakat di luar sana
akan segera mengirimkan bantuannya kepada korban bencana alam. Dengan adanya
suatu musibah nasional yaitu tidak hanya merapi, menstimulus bangsa indonesia
untuk saling saling tolong menolong dan
membangkitkan rasa kepedulian terhadap sesama.
Dampak dari
erupsi merapi pada bulan oktober tahun lalu menyebabkan banyak kerugian yaitu
dari segi sosial, kesehatan, lingkungan maupun materiil. erupsi merapi
mengakibatkan sejumlah warga kehilangan ternak, rumah, pekerjaan sehari – hari
serta harta benda. Banyak juga para korban yang menjadi depresi. Untuk saat
ini, pemerintah sudah menyediakan hunian sementara bagi para korban erupsi
merapi, pemerintah juga telah mengganti hewan- hewan ternak warga lereng gunung
merapi yang hilang saat erupsi merapi, namun masalah yang belum dapat tertasi
yaitu sawah masyarakat lereng gunung yang belum bisa digarap karena masih
tertimbun oleh pasir dan material yang keluar saat erusi merapi. Hal ini
menyebabkan warga yang berprofesi sebagai petani harus memutar otak untuk
beralih pekerjaan baru. Sebagian warga memilih untuk menambang pasir dan
berbagai profesi lain. keberadaan lava tour pada yaitu pada beberapa daerah
yang terkena terjangan lahar erupsi merapi memberikan ruang kerja tersendiri
bagi masyarakat lereng gunung merapi. Lava tour ramai dikunjungi warga pada
saat setelah terjadinya bencana erupsi merapi. Pada saat status gunung merapi
dinyatakan aman dan daerah lereng gunung dibuka, wisatawan berbondong-bondong
mengunjungi wisata lahar ini.kesempatan ini diambil masyarakat sekitar yaitu
dengan berdagang berbagai macam makanan dan minuman. Salah satu makanan yang
dijual yaitu jadah tempe dan minuman khas lereng gunung merapi yaitu wedhang
gedhang. Wedang gedhang merupakan minuman yang terbuat dari campuran pisang
kepok dan gula batu yang diseduh dengan air hangat. Bu Ngudiyah merupakan salah
satu pedagang yang berjualan di kawasan lava tour merapi. Setiap pagi hingga
menjelang petang beliau berjualan di dusun kopeng kepuharjo, dan kembali ke
shelter ketika kawasan lava tour sudah sepi pengunjung (malam hari). Bu
Ngudiyah tinggal di pemukiman sementara yaitu shelter Gondang 2. Sebelum merapi
meletus pada akhir oktober 2010, Bu Ngudiyah Berprofesi sebagai petani, namun
karena lahan sawah yang tidak bisa diolah karena tumpukan material merapi
beliau beralih profesi sebagai pedagang di kawasan lava tour merapi.
Banyaknya wisatawan dari berbagai daerah di indonesia
maupun wisatawan asing yang mengunjungi obyek wisata lava tour memberi pengaruh
pada perubahan sosial dan budaya masyarakat. Warga lereng merapi yang dalam
kesehariannya menggunakan bahasa jawa, berubah menggunakan bahasa indonesia
dalam menawarkan barang dagangannya kepada wisatawan yang berkunjung. Kosakata
bahasa Indonesia yang digunakan warga lereng merapi sangat terbatas dan dalam
kesehariannya tetap menggunakan bahasa sehari- hari. Di bukanya obyek wisata
lava tour membuat akses jalan di kawasan lava tour bagus, sehingga banyak warga
daerah lereng merapi yang sudah menggunakan sepeda motor sebagai kendaraan
sehari- hari, bahkan untuk mengangkut rumput sebagai pakan hewan ternak
menggunakan sepeda motor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar