twitter
    Find out what I'm doing, Follow Me :)

Rabu, 04 Januari 2012

PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA @ LAVA TOUR

Gambaran umum Lava Tour
Lava tour merupakan tempat objek wisata yang berupa daerah yang terkena dampak erupsi merapi. Wisata lava tour menyuguhkan pemandangan hamparan pasir pasca erupsi Merapi tahun 2006. Pada tahun 2006 tersebut terjangan lava dan awan panas mampu merobohkan dinding penghalang bagian selatan yang disebut geger boyo (punggung buaya) sehingga material panas tersebut kemudian menimbun bumi perkemahan Kaliadem kawasan yang tertimbun bekas lahar merapi. Tempat tersebut resmi dijadikan lava tour  oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman pada tahun 2008.

Mulai tahun 2010 obyek wisata lava tour tidak hanya di Kaliadem, namun dusun yang biasa menjadi tujuan wisata lava tour  adalah Kinahrejo, Ngrangkah, Pangukrejo yang berada di wilayah Desa Umbulharjo. Sedangkan  lokasi wisata Lava Tour di Desa Kepuharjo, antara lain di Dusun Kopeng, Jambu, Kaliadem, Petung, Manggong, serta sejumlah dusun-dusun di pinggir Kali Gendol, Kalikuning dan  Kali Opak yang masih berada di wilayah Kecamatan Cangkringan..
 Keberadaan desa-desa wisata di daerah tersebut didatangi ribuan wisatawan untuk melihat bekas wilayah yang dilanda awan panas dan lahar dingin saat erupsi Merapi yang terjadi pada tanggal  26 Oktober - 5 November 2010. Daerah yang yang terkena dampak erupsi merapi yang paling parah ialah yang menjadi tujuan utama para wisatawan. Dari desa- desa ini wisatawan dapat secara langsung melihat keadaan daerah yang dilalui lahar saat letusan gunung berapi. Setiap wisatawan yang masuk ke wisata lahar dipungut biaya Rp 5000/ orang dan biaya parkir Rp 2000/ kendaraan roda dua. Keterangan yang kami dapatkan dari salah satu pengurus dana retribusi masuk obyek wisata yaitu  Pembagian hasil retrebusi 20 persen untuk tiap kepala keluarga, 50 persen untuk Karang Taruna dan 5 persen untuk komunitas, 3 persen untuk desa serta 10 persen untuk dana sosial masyarakat. Lava tour memberikan rezeki tersendiri bagi para korban erupsi merapi.
Erupsi merapi yang terjadi pada tahun 2010 kemarin merupakan erupsi terbesar dalam kurun waktu 100 tahun terakhir. Sebanyak 14 desa habis terlahap letusan gunung merapi. Yaitu desa Kalibening, Kaliurang, Kapuhan, Keningar, Lencoh, Ngargomulyo, Paten, Samiran, Sengi, Sewukan, Sumber, Seruteleng dan Tlogolele.


        Perubahan sosial budaya
Pasca erupsi merapi membuat mereka yang tertimpa bencana kehilangan fondasi kehidupan, mulai dari lapangan pekerjaan, rumah tempat tinggal, perlengkapan hidup, hingga transportasi yaitu akses jalan yang terputus  akibat terjangan lahar merapi. Masyarakat yang kehilangan tempat tinggal, meninggalkan kampung halamannya dan mengungsi ketempat yang lebih aman. Secara umum bentuk perkampungan di daerah pegunungan yang biasa tersebar, dan interaksi diantara sesama anggota masyarakat kurang intense, sekarang berubah menjadi pemukiman yang memusat pada shelter pengungsian yang membuat interaksi serta hubungan antar anggota masyarakat lebih erat.
Letusan merapi yang begitu dahsyat beberapa bulan kemarin menyebabkan banyak anggota masyarakat di daerah lava tour yang kehilangan tempat tinggal. Warga yang kehilangan rumah sebagai tempat tinggal di tampung pada shelter- shelter pengungsian, yaitu diantaranya gondang 1, gondang 2, dan gondang 3. Tiap unit shelter dibangun dengan biaya antara enam hingga tujuh juta rupiah, dengan luas bangunan 36 meter persegi, lantai semen, dinding bambu, tiang utama bambu dan atap seng. Tiap unit terdiri dari dua kamar tidur, satu ruang keluarga, dilengkapi dengan sarana Mandi Cuci Kakus dan enam titik lampu. Pendirian hunian sementara ini sangat membantu pera korban erupsi merapi yang kehilangan tempat tinggal.
Bencana alam merupakan faktor penyebab perubahan sosial yang sangat besar dampaknya. Lingkungan alam sangatlah mempengaruhi sendi kehidupan suatu masyarakat sehingga, bila terjadi perubahan pada lingkungan maka dampaknya adalah terjadinya perubahan sosial terhadap masyarakat tersebut. Bencana alam merupakan penyebab suatu bentuk perubahan sosial yang tidak dikehendakioleh suatu masyarakat terkait dan adanya lava tour berawal dari sesuatu yang tidak dikehendaki yaitu bencana alam. Lava tour terbentuk dengan diawali oleh sebuah bencana alam yaitu erupsi gunung merapi yang menelan banyak koraban dan kerugian.
 Perubahan  sosial yang terjadi pada masyarakat kawasan lava tour berlangsung dengan cepat, karena setelah bencana erupsi merapi masyarakat harus segera menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan yang baru yang secara otomatis merubah tatanan kehidupan anggota masyarakat. Perubahan sosial yang terjadi dengan cepat, menyebabkan sebuah kebingungan dan menimbulkan suatu kejutan kebudayaan atau cultural shock bagi masyarakat. Perubahan- perubahan sosial yang terjadi pada kehidupan sosial masyarakat kawasan daerah lava tour antara lain, perubahan pada pola interaksinya, perubahan matapencahariandan sistem ekonomi, sistem kemasyarakatan, dan organisasi- organisasi sosial.
Pola pemukiman warga daerah lereng  pegunungan umumnya berpencar dan tidak teratur, begitu juga dengan pola pemukiman  masyarakat di lereng gunung merapi yang sekarang ini menjadi kawasan wiasata lava tour. Setelah adanya bencana erupsi merapi yang mengharuskan mereka berkumpul dalam satu area pemukiman yang telah dibuat oleh pemerintah maupun LSM- LSM yang memberi bantuan berupa tempat tinggal sementara, merubah pola pemukiman masyarakat yang berimbas pada pola interaksinya. Pada saat memiliki nasib yang sama yaitu sedang menghadapi suatu masalah yang sama dan harus mencari jalan keluar bersama, maka rasa solidaritas dalam kelompok (ingroup) pada masyarakat dari berbagai desa di lereng gunung merapi yang mengungsi meningkat. Hal ini dapat menambah keharmonisan dan menghilangkan ego individu satu dengan yang lainnya. Selain itu, solidaritas dari luar kelompok (out group) juga meningkat, biasanya masyarakat di luar sana akan segera mengirimkan bantuannya kepada korban bencana alam. Dengan adanya suatu musibah nasional yaitu tidak hanya merapi, menstimulus bangsa indonesia untuk saling   saling tolong menolong dan membangkitkan rasa kepedulian terhadap sesama.
Dampak dari erupsi merapi pada bulan oktober tahun lalu menyebabkan banyak kerugian yaitu dari segi sosial, kesehatan, lingkungan maupun materiil. erupsi merapi mengakibatkan sejumlah warga kehilangan ternak, rumah, pekerjaan sehari – hari serta harta benda. Banyak juga para korban yang menjadi depresi. Untuk saat ini, pemerintah sudah menyediakan hunian sementara bagi para korban erupsi merapi, pemerintah juga telah mengganti hewan- hewan ternak warga lereng gunung merapi yang hilang saat erupsi merapi, namun masalah yang belum dapat tertasi yaitu sawah masyarakat lereng gunung yang belum bisa digarap karena masih tertimbun oleh pasir dan material yang keluar saat erusi merapi. Hal ini menyebabkan warga yang berprofesi sebagai petani harus memutar otak untuk beralih pekerjaan baru. Sebagian warga memilih untuk menambang pasir dan berbagai profesi lain. keberadaan lava tour pada yaitu pada beberapa daerah yang terkena terjangan lahar erupsi merapi memberikan ruang kerja tersendiri bagi masyarakat lereng gunung merapi. Lava tour ramai dikunjungi warga pada saat setelah terjadinya bencana erupsi merapi. Pada saat status gunung merapi dinyatakan aman dan daerah lereng gunung dibuka, wisatawan berbondong-bondong mengunjungi wisata lahar ini.kesempatan ini diambil masyarakat sekitar yaitu dengan berdagang berbagai macam makanan dan minuman. Salah satu makanan yang dijual yaitu jadah tempe dan minuman khas lereng gunung merapi yaitu wedhang gedhang. Wedang gedhang merupakan minuman yang terbuat dari campuran pisang kepok dan gula batu yang diseduh dengan air hangat. Bu Ngudiyah merupakan salah satu pedagang yang berjualan di kawasan lava tour merapi. Setiap pagi hingga menjelang petang beliau berjualan di dusun kopeng kepuharjo, dan kembali ke shelter ketika kawasan lava tour sudah sepi pengunjung (malam hari). Bu Ngudiyah tinggal di pemukiman sementara yaitu shelter Gondang 2. Sebelum merapi meletus pada akhir oktober 2010, Bu Ngudiyah Berprofesi sebagai petani, namun karena lahan sawah yang tidak bisa diolah karena tumpukan material merapi beliau beralih profesi sebagai pedagang di kawasan lava tour merapi.
Banyaknya wisatawan dari berbagai daerah di indonesia maupun wisatawan asing yang mengunjungi obyek wisata lava tour memberi pengaruh pada perubahan sosial dan budaya masyarakat. Warga lereng merapi yang dalam kesehariannya menggunakan bahasa jawa, berubah menggunakan bahasa indonesia dalam menawarkan barang dagangannya kepada wisatawan yang berkunjung. Kosakata bahasa Indonesia yang digunakan warga lereng merapi sangat terbatas dan dalam kesehariannya tetap menggunakan bahasa sehari- hari. Di bukanya obyek wisata lava tour membuat akses jalan di kawasan lava tour bagus, sehingga banyak warga daerah lereng merapi yang sudah menggunakan sepeda motor sebagai kendaraan sehari- hari, bahkan untuk mengangkut rumput sebagai pakan hewan ternak menggunakan sepeda motor.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar