twitter
    Find out what I'm doing, Follow Me :)

Rabu, 11 Januari 2012

DEMAM KOREA MENGINFEKSI GENERASI MUDA TANAH AIR

 
Siapa yang tak kenal dengan Shinee, Superjunior??  Tentu saja para remaja di Indonesia mengetahui nama-nama tersebut. Itulah contoh-contoh boy band korea yang sedang naik daun dan menyebarkan virus K-Pop. Dengan adanya boyband yang tampil dengan wajah dan gaya yang khas korea membuat para remaja terhipnotis dan terjangkit virus korea.

Tidak hanya dengan boy band korea yang mereka suka, namun drama, lagu, film, video game pun banyak yang digandrungi para remaja. Para remaja yang telah terinfeksi virus K-pop biasanya ada gejala-gejala yang terjadi. Menurut Mediasi ( Media Informasi dan Aspirasi Mahasiswa Pendidikan Sosiologi), edisi oktober 2011, ada beberapa gejala yang terjadi bila seseorang terkena virus K-Pop, yaitu:
Ø  Senang teriak-teriak sendiri saat melihat foto terbaru artis K-pop kesukaannya.
Ø  Tangan dan kaki otomatis bergoyang ketika mendengar lagu K-pop
Ø  Menjadikan lagu favorit K-Pop sebagai ringtone/nada sambung pribadi
Ø  Tahu ungkapan-ungkapan dalam bahasa korea
Ø  Mengoleksi segala yang berhubungan dengan korea
Ø  Suka mendengar lagu-lagu K-pop sebelum tidur
Gejala-gejala yang ada pun memang sudah terbukti dengan jelas, karena setelah saya mengamati teman-teman yang sudah tergila-gila dengan korea. Gejala-gejala itu pun  sangat tampak pada diri mereka. Fenomena K-pop yang ada di Indonesia ini hukumnya sah-sah saja, namun para penggila k-pop harus mampu memilah mana yang baik dan mana yang buruk, karena tentu saja budaya antara korea dan Indonesia sangat berbeda. Bila seseorang suka dengan artis biasanya mereka ingin selalu mengikuti atau memakai apapun yang dipakai idola mereka. Seseorang yang selalu meniru artis idolanya disebut dengan imitasi. Imitasi merupakan suatu tindakan seseorang untuk meniru segala sesuatu yang ada pada orang lain. Misalnya seseorang meniru pakaian-pakaian, meniru model rambut. Menurut Soerjono Sukanto ( 2009: 57) bahwa salah satu segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku, namun imitasi juga mengakibatkan terjadinya hal negative dimana misalnya saja yang ditiru adalah tindakan-tindakan menyimpang. Sampai kapan budaya K-Pop bertahan di Indonesia??? kita lihat saja sampai kapan geberasi muda terjangkit virus k-pop.
Soerjono Soekanto. 2009. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Mediasi Edisi Oktober 2011.

2 komentar:

  1. entah kenapa remaja sekarang sangat mudah menyerap budaya dari luar tapi sulit sekali untuk melestarikan budayanya sendiri

    BalasHapus
  2. iyya... teman-teman kita juga banyak yang suka korea.. tapi kalo cuma suka sii tak apa.

    BalasHapus