Pasar tradisional
merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli secara fisik disuatu
tempat. Pasar tradisional biasanya menjual barang kebutuhan sehari- hari. Keadaan
pasar tradisional berbeda dengan pasar modern, keadaan pasar tradisional
biasanya:
1.
Bentuk bangunan
sederhana.
2.
Kebersihan pasar
kurang terjaga.
3.
Pasar
tradisional biasanya terdiri dari toko - toko dan los- los. Toko menjual aneka
pakaian, tas, sepatu sedangkan los- los menjual sayuran.
Pada masyarakat
desa, banyak yang memilih berdagang di pasar tradisional sebagai mata
pencaharian mereka. Hal itu dikarenakan pasar tersebar dimana- mana, mulai dari
setiap kecamatan, kabupaten, provinsi pasti ada pasar tradisional.
Namun masyarakat
tidak hanya berdagang menjual barang-
barang saja di pasar tradisional, banyak pula aktivitas yang dilakukan di pasar
sebagai mata pencaharian bagi masyarakat.
Disetiap pasar
pasti terdapat perbedaan dan persamaan antara pasar satu dengan pasar lain.
Perbedaan ini bisa dilihat pada 3 pasar yang telah saya teliti menggunakan
metode penelitian Generalizing Approach.
Generalizing Approach merupakan metode penelitian pada beberapa obyek penelitian
secara serempak dalam waktu tertentu. Dalam hal ini saya membandingkan antara
Pasar Bringharjo, Pasar Bantul dan Pasar Niten Bantul. Penelitian itu saya
lakukan dengan tujuan untuk melihat persamaan dan perbedaan diantara ketiga
pasar tradisional tersebut. Hasil
observasi tersebut dapat dilihat sebagai berikut
- Pasar Beringharjo
Pasar Beringharjo
merupakan pasar tradisional tersebesar di Yogyakarta. Pasar ini terletak di
pusat kota Yogyakarta maka termasuk pasar daerah apabila dilihat dari luas
kegiatannya. Sedangkan apabila dilihat berdasarkan waktunya, pasar Beringharjo
ini termasuk pasar harian, karena pasar
Beringharjo merupakan pasar yang setiap hari menyediakan barang – barang
kebutuhan sehari – hari. Pasar Beringharjo mulai digunakan sebagai transaksi
ekonomi mulai tahun 1925.
Bahasa yang
digunakan di pasar beringharjo sebagian besar para pedagang menawarkan dagangan
mereka dengan menggunakan bahasa Indonesia, meskipun ada juga pedagang yang
berdagang dengan menggunakan bahasa Jawa. Selain menggunakan 2 bahasa yang
berbeda tersebut ada juga yang menggunakan bahasa asing. Hal itu dikarenakan
pengunjung pasar tidak hanya berasal dari Yogyakarta saja, melainkan mereka
berasal dari berbagai kota, provinsi bahkan dari luar negeri.
Aktivitas masyarakat
di pasar Beringharjo yang terbanyak adalah berdagang menjual barang. Barang –
barang yang diperjualkan di pasar bringharjo mayoritas adalah pakaian batik
atau kain – kain batik. Hal itu dikarenakan Pasar Bringharjo terletak di pusat
kota Yogyakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta terkenal dengan batiknya. Di
pasar Beringharjo juga banyak yang menjual sepatu, sandal, tas, aksesoris,
serta makanan atau jajanan pasar. Namun penjual di pasar ini menjual barangnya
secara terspesialisasi, yaitu di bagian dasar para penjual yang menjual pakaian
batik hanya menjual pakaian dengan motif batik saja, tidak menjual pakaian yang
lain. Penjual gorden juga hanya menjual berbagai macam gorden dengan berbagai
motif dan ukuran. Begitu juga dengan yang lain, para pedagang hanya menjual
satu jenis barang saja.
Di lantai 2,
terdapat berbagai aksesoris serta toko - toko pakaian. Di toko ini biasanya
dijual pakaian, jilbab, dan sepatu yang merupakan cabang dari toko – toko yang
sudah terkenal di Yogyakata. Sedangkan dilantai 3 terdapat barang – barang
antic yang dijual serta barang bekas.
Selain barang ada
juga yang menjual jasa, misalnya banyak kita jumpai masyarakat yang mengabdikan
diri sebagai kuli gendong. Para kuli gendong tidak memandang hasil dari kerja
mereka, karena mereka selalu menerima berapapun upah yang mereka terima dari
menggendongkan barang- barang dagangan para pedagang. Para kuli gendong di
pasar bringharjo tidak pernah pulang meskipun tempat tinggal mereka jauh dari
pasar, namun para kuli gendong tersebut tidur di pasar Bringharjo lantai
3. Selain kuli gedong banyak juga para
tukang becak yang menawarkan diri. Di pasar Bringharjo terdapat pula tukang
servis jam dan tukang kunci sebagai mata pencaharian.
Di pasar
Beringharjo tidak hanya ditemukan para penjual atau pedagang saja, namun ada
pula orang yang meminta- minta serta pengamen yang keliling ataupun menetap di
suatu tempat supaya mendapatkan uang untuk mencukupi kehidupan mereka.
Kelebihan yang ada
di pasar Bringharjo salah satunya terdapat pos dan para informan yang bertugas memberi informasi atau memandu para
pengunjung.
- Pasar Bantul
Pasar Bantul
terletak di Kabupaten Bantul, atau tepatnya di jalan Bantul. Tujuan dibuatnya
pasar Bantul salah satunya adalah untuk mensejahterakan warga masyarakat khususnya
di Kabupaten Bantul melalui berdagang. Berdasarkan waktunya pasar Bantul termasuk pasar harian karena
pasar terjadi hampir setiap hari meskipun puncak keramaian ataupun seluruh
pedagang menjual dagangannya ketika
pasar “Kliwon” dan hari Minggu.
Bahasa yang
dipergunakan masyarakat dalam berkomunikasi di pasar Bantul mayoritas berbahasa
jawa (ngoko, kromo) walaupun ada pula yang menggunakan bahasa Indonesia. Di
pasar Bantul terdapat para pedagang yang menjual barang namun biasanya tidak terspesialisasi seperti di pasar
Beringharjo, hal tersebut terlihat pada pejual pakaian, yang mana pakaian yang
dijual mulai dari batik, pakaian anak sampai dewasa dijual oleh satu pedagang. Penjual
tas juga biasanya merangkap dengan menjual sepatu. Selain itu di pasar Bantul
juga terdapat orang yang menjual barang
bekas/setengah pakai misal: barang elektronik, perhiasan, acecories, onderdil
sepeda.
Selain menjual
barang di pasar Bantul juga dapat dijumpai aktivitas masyarakat sebagai kuli
panggul, meskipun hanya sedikit. Selain itu banyak pula yang bermata
pencaharian sebagai tukang parkir di halaman pasar serta tukang becak. Tukang
kunci serta servis jam juga dapat dijumpai di halaman pasar. Ada pula pedagang yang menjual hewan serta
tanaman, misalnya: berbagai macam jenis burung, ayam, unggas, namun tempat
penjualan hewan tersebut tidak berada pada pusat pasar melainkakn berada pada
sisi belakang pasar. Sedangkan tanaman yang dijual di pasar Bantul meliputi :
tanaman hias, tanaman buah dan sayuran. Di pasar Bantul juga terdapat orang
yang meminta- minta serta mengamen untuk mendapatkan uang.
- Pasar Niten Bantul
Pasar Niten Bantul
merupakan pasar tradisional yang terletak di jalan raya Bantul. Pasar ini
terbagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian pasar umum / untuk pedagang barang
kebutuhan sehari-hari dan pasar Klithikan untuk para pedagang yang berjualan
barang setengah pakai. Berdasarkan waktunya pasar ini termasuk pasar harian,
karena pasar Niten ini berlangsung hampir setiap hari, namun puncak keramaian
pasar ini hanya pada waktu pagi hari dan dibagian pasar klitikan pada waktu
malam hari.
Bahasa percakapan
yang digunakan pelaku di pasar niten mayoritas menggunakan bahasa daerah / jawa
dan menggunakan bahasa Indonesia. Barang yang diperjual belikan di pasar Niten
mmeliputi : kebutuhan sehari-hari, seperti pakaian, sembako, sayuran, buah dan
jajanan pasar. Para pedagang yang
menjual barang di Pasar Niten biasanya tidak terspesialisasi, hal tersebut
terlihat pada pejual pakaian, yang mana pakaian yang dijual mulai dari batik,
pakaian anak sampai dewasa bahkan juga merangkap menjual tas dan sepatu.
Dipasar Niten juga
terdapat para pedagang yang menjual barang setengah pakai hal ini dikarenakan
sudah disediakan tempat khusus untuk para pedagang seperti itu. Selain itu, di pasar
Niten juga terdapat kuli gendong, jasa reparasi jam, dan tukang parkir.
Pasar Niten mempunyai kelebihan, di pasar ini terdapat
dua bagian bangunan yaitu bangunan yang diperuntukan untuk pedagang yang
menjual kebutuhan sehari-hari, dan bangunan yang satunya diperuntukan untuk
pedagang barang setengah pakai atau disebut pasar klithikan. Sehingga hal ini
mempermudah masyarakat yang berkunjung untuk mencari barang yang mereka
butuhkan.
Perbedaan
dan persamaan tersebut bisa dilihat sebagai berikut
No
|
Hal yang
dibandingkan
|
Nama
Pasar
|
||
Bringharjo
|
Bantul
|
Niten
Bantul
|
||
1.
|
Jenis pasar tradisional
|
√
|
√
|
√
|
2.
|
Barang yang diperdagangkan:
|
|||
|
√ *
|
√
|
√
|
|
|
√
|
√
|
-
|
|
|
√
|
√
|
√
|
|
|
√
|
√
|
√
|
|
|
√
|
√
|
√
|
|
|
-
|
√
|
-
|
|
3.
|
Kuli gendong / kuli panggul
|
√
|
√
|
√
|
4.
|
Tukang kunci
|
√
|
√
|
-
|
5.
|
Penjual keliling
|
√
|
√
|
√
|
6.
|
Pengamen
|
√
|
√
|
√
|
7.
|
Pengemis
|
√
|
√
|
√
|
8.
|
Reparasi Jam
|
√
|
√
|
√
|
9.
|
Bahasa
|
√*
|
√
|
√
|
Keterangan: * = penjual menjual barang dagangan lebih
terspesialisasi
bahasa
yang digunakan selain bahasa Jawa dan Indonesia ada juga menggunakan bahasa
Inggris.
Ø Kesimpulan
Pasar tradisional
merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli secara fisik disuatu
tempat. Banyak masyarakat yang beraktivitas di pasar tradisional sebagai mata
pencahaarian untuk memenuhi kebutuhan
hidup mereka.
Berbagai aktivitas
yang terdapat dipasar tradisional antara lain para pedagang yang menjual
barang, jasa, serta terdapat pula pengamen dan orang meminta-minta sebagai mata
pencaharian mereka. Hal itu dapat dijumpai di tiga pasar tradisional yang
berada di Yogyakarta yaitu : Pasar Beringharjo, Pasar Bantul, Pasar Niten.
Diantara pasar
tradisional satu dengan yang lain tentu ada persamaan dan perbedaannya mulai
dari aktivitas yang ada dipasar tradisional tersebut, bahasa yang digunakan dan
barang serta jasa yang diperjual belikan. Didalam ketiga pasar tersebut
ada pasar yang mempunyai kelebihan,
yaitu pasar Beringharjo yang mempunyai pos informasi untuk membantu memberikan
informasi kepada para pengunjung. Sedangkan dipasar Niten Bantul terdapat dua
bagian tempat didalam satu area pasar yaitu bagian untuk pedagang umum dan
bagian satunya untuk pedagang barang bekas (Klithikan).
Persamaan dari
ketiga pasar tersebut terletak pada adanya aktivitas masyarakat yang lain
selain berdagang, yaitu para pengamen, kuli gendong, serta orang meminta –
minta. Selain itu, barang yang diperdagangkan juga banyak yang mengalami
persamaan, antara lain pakaian, tas, sepatu, jajanan pasar, sayuran serta
barang bekas.
Perbedaan yang
terlihat dalam tiga pasar tersebut terletak pada jenis-jenis barang yang dijual,
perbedaan tersebut ada pada pasar Bantul yang mana barang-barang yang diperjual
belikan tidak hanya barang kebutuhan sehari-hari, tetapi juga ada penjual hewan
ternak dan tanaman hias.
Dengan demikian
dengan menggunakan metode Generalizing
Approach, kita bisa menemukan beberapa persamaan serta perbedaan mengenai
hal- hal yang ada di pasar. Yaitu mulai dari aktivitas masyarakat yang ada di pasar,
bentuk bangunan, bahasa yang digunakan serta barang – barang yang
diperdagangkan di pasar.
Bagus tulisannya. Di saya ada tulisan ini http://www.anakadam.com/2016/08/ekonomi-pasar/ Terimakasih.
BalasHapusBagus tulisannya. Di saya ada tulisan ini http://www.anakadam.com/2016/08/ekonomi-pasar/ Terimakasih.
BalasHapusSiiip...👍👍
BalasHapus